Pages

Subscribe:

Jumat, 30 Desember 2011

Happy New Year !!

HAPPY NEW YEAR 2012!!
udah..itu aja.

Quotes

ada banyak banget pelajaran yang gua ambil di tahun 2011 ini. diantara banyak pelajaran, diantaranya gua juga belajar kalo membuat sebuah kutipan so' bijak itu susah, apalagi kutipan bijak. ada beberapa kutipan keren bikinan gua sendiri untuk tahun ini, seenggaknya menurut gua keren.

"Kebahagiaan dan Kesempurnaan dapat kita dapatkan bersamaan. ketika kita merasakan kebahagiaan, itulah saat dimana kita sempurna" --syeftyawan

"Keberhasilan seseorang tidak dilihat dari apa yang dia dapat, melainkan dari apa yang sudah dia kerjakan"--syeftyawan

"Kemenangan yang manis didapatkan setelah perjuangan yang panjang dan kerja yang keras, dan hari ini gua mendapatkannya!" --syeftyawan

"Tidak ada kegelapan yang bisa menahan terangnya cahaya" --syeftyawan

 

Formula 1 VS Balap Karung


       Dibeberapa artikel yang gua bikin, gua bercerita tentang kecintaan gua dengan kecepaan. Kalo gua suka kecepatan, berarti gua suka balapan. Kalo gua suka balapan, berarti tontonan favorite gua Formula 1. Kalo tontonan gua Formula 1, berarti gua mau menjadi ibu rumah tangga.. salah. Berarti gua mau menjadi pembalap!!

Biar gua ceritakan lagi, gua suka dengan dunia Formula 1 itu sejak kelas 1 SMP ketika gua liat GrandPrix Marina Bay Night Race di Singapura, tahun 2008 lalu. Ketika itu yang gua liat, bukan kerennya dan serunya balapan, tapi gua terpesona dengan sirkuitnya yang wuidih-keren-abis. Sampai akhirnya ditahun 2009, gua berkesempatan liburan ke negeri singa dan tentunya gua ga menyia-nyiakan kesempatan untuk ngeliat langsung sirkuit jalan raya yang wuidih-keren-abis itu. Dari dari situ, kecintaan gua terhadap Formula 1 mulai menumbuh hingga sampai saat ini.  Sepulangnya gua dari negeri singa itu ke Indonesia, gua bahkan berpikir bagaimana jadinya kalo jalan raya di Indonesia dijadiin sirkuit jalan raya yang wuidih-keren-abis kaya di Marina Bay.
Tapi diartikel gua yang lain, gua juga nulis, ‘betapa sulitnya berpikir positif di negara ini’. Kalo di luar negeri jalan raya bisa dijadiin sirkuit yang wuidih-keren-abis, kayanya jalan raya di Indonesia hanya bisa dijadikan sirkuit balap karung.

Lagi-lagi ironi. Coba deh, liat berita kriminal tentang banyaknya orang yang ditangkap polisi karena melakukan balapan liar di jalan raya. Iya.. gua tau kalo hal itu tentu dapat membahayakan dirinya dan pengguna jalan yang lain. Yang menjadi pertanyaan gua, kenapa jalan raya di Indonesia boleh dijadiin sirkuit balap karung, tapi ga boleh dijadiin sirkuit untuk balapan liar. Bukannya balap karung dan balapan liar itu sama-sama balapa ya? Tau deh, gua bingung.

Yang jelas, balap karung dan balapan formula 1 itu pasti beda. Setelah gua melakukan penelitian, gua mendapatkan sebuah fakta yang mengejutkan tentang perbedaan antara formula 1 dan balap karung. Adek gua juga terkejut, bokap-nyokap gua juga terkejut, satpam komplek rumah gua juga terkejut. Seluruh dunia pun terkejut –lebay. Seperti apa perbedaannya? Ini dia, formula 1 vs balap karung!

No
Perbedaan
Formula 1
Balap Karung
1
Speed/kecepatan
180 km/jam atau setara dengan kecepatan pesawat jet
5 km/jam pun kayanya ngga. Apalagi kalo yang menjadi pembalapnya adalah orang obesitas
2
Sircuit/sirkuit balap
Bertempat di lintasan panjang yang rata dan terjamin mutu tanahnya
Dimana aja jadi. Di jalan raya bisa.. dijalan berlumpur lebih asik.. di jalan yang benar juga boleh
3
Car/kendaraan
Berupa jet darat yang memiliki kapasitas 1 orang. Terdapat satu buah stir kemudi dengan berbagai macam tombol
Menggunakan properti seadanya. Karung beras atau karung semen juga jadi.
4
Sponsor
Biasanya dari perusahaan balapan dan otomotiv terkenal, misalnya Mercedes Benz, dsb.
Biasanya warung-warung terdekat yang menyediakan konsumsi, menjadi sponsor utama di balapan kelas ini
5
Penghargaan
Dapet uang tunai –kayanya—dan yang pasti tropi yang terbuat dari emas, perak ataupun perunggu
Dapet uang tunai yang lumayan, dan yang kalah biasanya hanya mendapatkan ucapan, ‘selamat, kekalahan adalah kemenangan yang tertunda’


Surat Kepada Presiden Indonesia 1

Masih inget ga dengan kejadian terbobolnya pengamanan Presiden RI di Bali saat akan membacakan pidato, oleh seorang tukang kebun?  Iya, yang itu! Kejadian itu sempet menjadi buah bibir di masyarakat dan media pers Indonesia, bahkan disindir oleh seorang pelawak stand up yang mengatakan bahwa pemerintahan Indonesia lebih mengutamakan orang yang banyak bicara daripada orang yang banyak bekerja.
Setelah gua mendengar sindiran dari komedian stand up itu, gua berpikir, ’lebih banyak berbicara dan lebih banyak bekerja’ –nya ini sepertinya ada benarnya.

Gua ga abis pikir, kenapa seorang yang akan bekerja malah ditahan dan disangka macem-macem hanya untuk melindungi orang yang akan bicara? Ini kan ironi banget!

Ironi tersebut membuat hati gua tergerak untuk menulis surat untuk sang Presiden Indonesia. Mungkin, suratnya seperti ini.

Kepada Yang Terhormat :
Presiden Republik Indonesia
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Di Istana Negara – Jakarta
Assalaamualaikum. Wr. Wb
Salam sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia yang bersedia meluangkan waktunya untuk membaca surat kecil saya ini. Semoga setelah Bapak Presiden membaca surat ini, hati Bapak dapat terketuk dan melakukan tindakan perubahan.

Yang saya hormati
Bapak Presiden Indonesia
Izinkanlah saya memperkenalkan diri saya dan keluarga saya. Nama saya Syeftyawan Suhada. Saya adalah siswa kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Bandung. Anak dari Ayahanda Samsul Dani dan Ibunda Erni, adik dari Angga Rangga Saputra dan kakak dari Suci Rahmadani Putri.

Yang saya hormati
Bapak Presiden Indonesia
Suatu malam saya menonton acara ditelevisi. Ada berita tentang penangkapan seorang tukang kebun polos dari Bali yang akan berangkat bekerja, oleh petugas keamanan Presiden Republik Indonesia, yang hendak melindungi ‘seseorang yang akan berbicara’. Si tukang kebun polos yang tua renta itu tidak dapat menyembunyikan ekspresi keheranan dan melakukan perlawanan hingga akhirnya dia harus ditahan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. 
Setelah menonton acara tersebut, beberapa hari kemudian, disebuah acara komedi disalahsatu stasiun televisi swasta, ada seseorang yang sepertinya juga mengikuti pemberitaan tentang penangkapan seseorang yang akan bekerja demi melindungi ’seseorang yang akan berbicara’ melontarkan guyonan sindiran tentang berita tersebut,

“ini membuktikan sebuah hal bahwa ‘pemerintah negara ini’ lebih pro terhadap seseorang yang banyak bicara daripada orang yang banyak bekerja’ dan para penonton termasuk sayapun tertawa. Dan sungguh sebenarnya hal itu merupakan sebuah ironi.

Bapak Presiden Indonesia Yang Terhormat
Sedianya apabila Bapak berkenan, tolong, tolong, tolong sekali lakukan perubahan untuk negeri ini dengan tidak terlalu banyak berdiri dibelakan podium kehormatan dan berbicara panjang lebar tentang kesejahteraan rakyat jelata negeri ini tanpa adanya tindakan kerja yang nyata. Karena sesungguhnya kami tidak butuh pidato Bapak, sekalipun pidato itu merupakan nyanyian dan lagu-lagu.
Sedianya apabila Bapak berkenan, tolong, tolong, tolong sekali Bapak meminta maaf kepada tukang kebun polos tersebut atas tindakan petugas keamanan Presiden Republik Indonesia yang bertugas untuk melindungi Bapak. Karena sesungguhnya Bapak petani yang teraniaya tersebut akan melakukan tindakan mulia, bukan seperti yang dituduhkan oleh petugas keamanan.

Semoga setelah membaca surat ini, Bapak terketuk hatinya dan bersedia melakukan perubahan bagi negeri ini.
Demikianlah surat kecil dari saya –rakyat jelata—ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata, karena saya bukan seorang yang pandai berkata-kata, apalagi menciptakan lagu.

Sebelum saya menutup surat ini dengan salam, saya memiliki pantun sederhana,
Bapak ari pergi ke kota
Pergi ke kota mengajak aji
Bapak Presiden RI pandai berkata-kata
Berkata-kata, tidak tepat janji

Assalaamualaikum. Wr. Wb

Syeftyawan Suhada


Sabtu, 24 Desember 2011

Love Story 1

halo bloger!!
berapa lama rasanya gua meninggalkan anak kesayangan gua ini. mungkin 3 bulan lebih. dan akhirnya, setelah pekerjaan gua yang panjang yang mengharuskan gua untuk meninggalkan anakku ini, gua kembali!!!

oh iyaa!! sebelum memulai lebih lanjut, gua mau mengucapkan, Selamat Natal!! saatnya bersukur untuk sahabat, keluarga, dan teman-teman !!

sekian lama gua meninggalkan blog gua, gua bukan ga nulis artikel. ada beberapa artikel yang sebenarnya mau gua posting, cuman... u know lah.. anak muda, ga punya pekerjaan berarti ga punya duit. it's mean i couldn't posting my beloved article to blogger
dan sekian lama gua meninggalkan blog, ada banyak kej,adian yang ingin gua bagi dan ceritakan. gua merasakan cinta, gua merasakan jatuh, gua merasakan lelah, dan gua merasakan gembira dan tertawa saat gua ga ada di blog. and now, the time i must share it to you!!

gua merasakan cinta. it's mean, i've falling in love.

kalo kata orang tua zaman dulu sih, zaman SMA itu adalah zaman paling asoy yang pernah mereka alami. Di masa SMA mereka mengenal jatuh cinta, pacaran, dan lain sebagainya yang berkenaan dengan cinta. Dan yang ada dipikiran manusia tahun 80an, bercinta adalah hal yang paling menyenangkan.
Membayangkan gimana rasanya bercinta di tahun 1980an, agak bikin gua ngeri kalo membandingkannya dengan masa kini. Kalo zaman dulu, pake celana cutbray, kemeja kegedean kaca mata gede dan vespa andalan untuk ngapel adalah sebuah penampilan yang sangat keren. Entah apa yang akan terjadi kalo tren itu masih berlangsung hingga zaman ini. Ewrr.. Bayangin aja gua punya cewe yang bakalan gua apelin malem minggu. Gua pake celana cutbray bekas Papa gua, pake kemeja garis-garis item putih kegedean dan bawa vespa gandeng ke rumah cewe gua. Ketika gua sampe di rumah cewe gua, dengan gaya so’ asik gua manggil cewe gua dengan siulan khas orang bercinta.. swiiitwuiit! Lalu cewe gua keluar dengan gaun merah muda, tompel di pipi sebelah kiri, kaca mata minus ekstra tebal dan behel yang besar. Kemudian kita berdansa –bahasa apaan tuh?—dengan irama John Travolta dan Lioenal Richie. Ohh.. so 80s!

Mungkin memang seperti babeh-babeh. Di masa SMA –atau tepatnya SMK – gua mengenal cinta. Cewe yang beruntung –atau tidak beruntung—gua cintai adalah bunga, cewe yang duduk tepat disebelah gua, tapi ga satu meja. Orangnya pendek, mungkin setinggi gua. Menurut temen-temen gua, dia ga begitu cantik, tapi dimata gua, orang yang jatuh cinta, dia sempurna. 
Gua udah sempet nyatain rasa suka gua ke dia, dan meminta dia untuk jadi punya gua. Gua ditolak, tapi anehnya rasa sekedar suka gua berubah jadi lebih. Gua cinta dia!

Segala hal gua lakukan untuk menunjukan kalo gua itu cinta sama dia. Dari mulai memperhatikan penampilan dia dari bawah ke atas, negebliin dia cokelat, meratiin nilai-nilai ujian dia, sampe minta foto-foto dia di hape temen-temen gua. Gua bahkan pernah ga tidur hanya untuk memikirkan “Dia lagi ngapain?”. Yeah! Gua emang udah sakit cinta.

Rasanya lucu banget kalo inget-inget lagi waktu gua nembak si Bunga.  Hari itu hari Selasa, musim hujan. Sebelumnya gua udah bilang ke sohib-sohib gua—Heffner, Yuda dan Rian—dan sohib-sohibnya Bunga –Dena, Siti, dan Dita—kalo gua mau nembak Bunga. Reaksi mereka lucu banget. Ada yang ngeliat gua dengan tatapan ‘sumpelo?’ sampe yang ngejerit criit ga percaya, tapi toh gua tetep nembak Bunga. 
Gua bilang sama Bunga kalo bakalan ada hal yang bakal gua omongin sama dia sepulang sekolah. 
Bel sekolah bunyi. Waktu itu perasaan gua udah kaya mau meledak. Mungkin, lu coba bayangin di hati lu ada 500 juta bom waktu yang bisa aja meledak kapan aja, kan degdegan banget.
“Bunga..! Sini dulu dong!! Jangan dulu Pulang”
“Ada apa sih Sef?”
“Sini dulu deh....”
Tau ga perasaan gua waktu gua memulai pembicaraan kaya gimana? Rasanya... WAAA!!
“Bunga, septi mau ngomong sesuatu, tapi kamu janji,  jangan marah..”
“ya udah ngomong aja sef”
“eerrr, Septi suka loh sama bunga...” DUAAR!!! Waktu gua bener-bener bilang hal itu, rasanya kaya 500 Juta Bom waktu itu meledak tepat di hulu hati gua. Ise memberi respon..
“WAAA!!! Hahaha!! Masa ia?!” ngedenger WAAA nya itu kaya ngedenger gledek langsung deket telinga.
“I... Iya . Maaf ya..”
“yaa.. ga apa-apa sih kalo suka”
“kamu ga marah kan?” Gua tutup mata
“ngga. aku suka malah kalo ada yang suka sama aku”
“So, would you be mine?”DUAAR DUAAR!!! Rasanya bom yang tadi meledak, meledak ribuan kali lipat. gua coba mengingat-ingat lagi apa yang baru aja gua lakukan. Yap. Gua inget! Gua minta dia jadi cewe gua!! Temen-temen gua dan bunga untungnya ga merattin. Rian dan Heffner dagi asik maenin hape mereka,sementara temen-temen bunga pada piket. Mereka semua berpura-pura bodoh.
bunga  terdiam. Dia ngeliat kebawah, dan mulai bicara.
“Kenapa ga dari dulu? aku sekarang udah ada yang punya, maaf ya”
Ditolak.
“Ya udah deh. Maaf ya.. bye!!”
“Bye”
Singkat. Gua jalan ke arah temen-temen gua.
“Sep, nembaknya mau dimana? Ini kamera udah siap mengabadikan” kata Rian sambil meragain gerakan-gerakan ala kameramen televisi dengan handphone nya
“Ditolak..” kata gua hampa, sambil menatap kebawah. Badan rasanya lemes banget.
“EDAN!!! Udah sep? Dimana??”
“Di bangku pojok, paling belakang noh..”
“Ngedan!!”
“Ngedan!!”
“Ngedan!!”
So. Begitu cepat gua mengutarakan, begitu cepat juga gua tau apa jawabannya. Kalo orang zaman 80an orang mengenal cinta itu sebagai hal yang menyenangkan, di zaman seperti ini, mengenal cinta dan diberikan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu bukan hal yang menyenangkan. Oh iya.. gua baru sadar, ga ada hubungannya juga cinta zaman dulu dengan zaman sekarang.